Pagi tadi (hari Selasa, 25 Agustus 2009) saya berangkat jalan bersama istri ke kantor naik K10 (seperti biasa) dengan tujuan Stasiun Kranji. Seperti biasa, kami berangkat jam 05.20 WIB dengan prediksi waktu kedatangan kami di stasiun dimaksud jam 06.05 WIB.
Tidak seperti yang sudah - sudah, ternyata keputusan kami untuk menumpang K10 yang kondisi mobilnya sudah reot dan bobrok di sana - sini ternyata mengundang resiko akan keterlambatan kami tiba di Stasiun Kranji untuk melanjutkan perjalanan kami dengan KRL Tanah Abang. Bagaimana tidak? Prediksi kami ternyata meleset sejauh 25 menit dari kenyataan kami, yaitu kami tiba di Stasiun Kranji pukul 06.30 WIB.
Dalam perjalanan kami tadi pagi, sungguh terasa sekali bahwa jalannya mobil K10 yang kami tumpangi ibarat jalannnya seekor keong yang memanggul beban berat di pundaknya.
Alhasil, kesejukan udara pagi yang harusnya kami nikmati dalam perjalanan pagi tadi (seperti halnya pagi - pagi yang lainnya) tidak dapat kami rasakan oleh karena hati kami sudah terlanjur dongkol bin jengkel binti kesal akan lambatnya mobil K10 yang kami tumpangi pagi tadi.
Indahnya pesawahan yang kami lalui dalam setiap perjalanan pagi kami menjadi tergantikan oleh kekesalan hati kami karena K10-nya tak kunjung juga tiba di Stasiun Kranji.
Ingatan kami akan riangnya siulan burung pemakan padi di pagi hari yang kami nikmati sejenak sebelum berangkat pagi menjadi hilang ditelan ketidakberdayaan kami mengatasi rasa kecewa akibat ulah sopir K10 yang mengemudikan mobilnya laksana seorang anak kecil laki - laki yang selesai menjalani prosesi khitanan.
Ini tentu berimbas pula pada keletihan fisik kami setiba di kantor kami masing - masing, yang seharusnya dapat kami netralisir dengan beristirahat sejenak sambil minum sebotol Tupperware berisi air putih sebelum beraktivitas rutin di kantor kami masing - masing. Dengan keterlambatan kami tiba di kantor, mau tak mau kami langsung beraktivitas kembali sambil mengembalikan kebugaran tubuh kami. Pendek kata, bekerja sambil pemulihan kembali.
Mudah - mudahan ada sopir Koasi yang mau meluangkan waktunya untuk membaca sekelumit kisah dalam blog saya ini agar ke depannya nanti dapat memahami keperluan para penumpang yang mesti berangkat pagi tergopoh - gopoh demi mencegah keterlambatan tiba di kantor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar