Oleh : Andi Sardono
Di antara sekian banyak banyak Ajaran GerejaNYA yang kita imani, ada satu di antaranya yang paling sulit untuk dipahami oleh akal pikiran manusia, yaitu Ajaran tentang Allah Tri Tunggal Maha Kudus atau Allah Trinitas yang pada tanggal 7 Juni 2009 dirayakan oleh GerejaNYA.
Di antara sekian banyak banyak Ajaran GerejaNYA yang kita imani, ada satu di antaranya yang paling sulit untuk dipahami oleh akal pikiran manusia, yaitu Ajaran tentang Allah Tri Tunggal Maha Kudus atau Allah Trinitas yang pada tanggal 7 Juni 2009 dirayakan oleh GerejaNYA.
Namun, kita dapat merefleksikan hidup beriman kita dari pengalaman cinta sejati yang ditunjukkan Allah dalam relasi Trinitas itu. Pertama kita lihat melalui pewahyuan adanya Trinitas sebagaimana ditulis dalam Injil Matius 3:16 – 17 dan Injil Yohanes 1:32 – 34. Di situ dikisahkan bahwa sebelum memulai karya perutusanNYA sebagai Putra Allah, Yesus Kristus menggenapi apa yang tertulis dalam kitab para nabi sebelumnya tentang Dia dengan meminta St. Yohanes Pembaptis untuk membaptis DiriNYA di sungai Yordan. Peristiwa tersebut membuka jalan bagi Allah untuk mewahyukan adanya Trinitas. Bapa menyatakan cintaNYA kepada PutraNYA dengan mengutus Roh Kudus untuk menyertai PutraNYA selama menjalankan karya penyelamatan yang agung nan mulia itu.
Kesatuan Trinitas dalam peranannya untuk menghibur manusia selanjutnya diungkapkan pula oleh Yesus Kristus sebagaimana ditulis dalam Injil Yohanes 14:26.
Mengagumkan, relasi cinta sejati yang ditunjukkan oleh Allah itu kemudian diwartakan oleh Yesus sebagai PutraNYA dengan meminta para muridNYA untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus dengan membaptis para bangsa dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus sebagaimana dapat kita baca dalam Injil Matius 28:19.
Tugas perutusan yang dijalankan oleh Yesus dari BapaNYA dengan penyertaan Roh Kudus kemudian menjadi Warta Kebenaran yang disebarluaskan oleh para muridNYA sebagai perpanjangan tangan Tiga Pribadi Ilahi yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Selanjutnya, relasi Trinitas yang diwartakan oleh para muridNYA itu menjadi dasar cinta yang menyelamatkan dunia.
Sebagai salah satu bentuk penghayatan dan perenungan kita akan cinta Trinitas yang menyelamatkan dunia itu, kita dapat melihatnya pada hakekat Bapa yang tetap setia kepada manusia yang berdosa seperti kesaksian dalam Injil Yoh 1:1 – 18.
Sedemikian besar dosa manusia yang telah menyebabkan manusia terpuruk jatuh dan menjauh dari relasi cinta Allah terhadap manusia, ciptaanNYA yang sangat dicintaiNYA itu, sehingga jika Ia berkenan, bisa saja Bapa memusnahkan manusia dari kehidupan di muka bumi ini. Namun, dosa manusia yang sedemikian besar itu ternyata tidak mampu mengalahkan cinta Bapa kepada manusia. Ya, cinta Bapa kepada manusia ternyata lebih besar dari dosa manusia sehingga Bapa kemudian lebih memilih untuk menyelamatkan manusia daripada memusnahkannya. Cinta Bapa yang sangat besar itu kemudian dijalankan oleh PutraNYA dengan menyerahkan diriNYA sebagai korban penyelamatan untuk menggantikan peran manusia yang berdosa dan layak dihukum itu.
Pengorbanan Kristus itu telah menghantar manusia untuk sampai pada kediaman abadi di dalam Kerajaan Allah sebagaimana dijanjikan Kristus Yesus dalam amanat perpisahanNYA sebelum Ia naik ke surga. Tidak hanya itu, Ia pun menjanjikan Roh Kudus yang akan menyertai GerejaNYA dalam menjalankan tugas pewartaan yang diemban Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus Yesus. Kita lihat selanjutnya bahwa kabar sukacita yang membahagiakan itu kemudian menjadi kenyataan dengan karya Roh Kudus dalam GerejaNYA melalui kesaksian iman para putra – putri GerejaNYA.
Kesaksian iman akan cinta sejati dalam relasi Trinitas yang diajarkan oleh GerejaNYA secara terus – menerus dan berkesinambungan itu mempunyai satu tujuan yang sama, yaitu memanggil manusia untuk hidup dalam kesatuan iman yang Satu, Kudus, Katholik, dan Apostolik, kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Tugas pemanggilan kembali itu jika renungkan dengan sungguh – sungguh ternyata hanya terjadi dalam lingkungan Gereja yang dipenuhi oleh Roh Kudus karena Gereja merupakan bentuk pengungkapan paling konkret dari iman akan Trinitas. Tentunya, Gereja yang dimaksud adalah Gereja yang dibangun oleh Yesus Kristus di atas St. Petrus sebagai batu karang yang hidup yang adalah juga Paus Pertama dalam sejarah Gereja Katholik.
Dan, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, untuk menjamin keberlangsungan karya pewartaan yang dijalankan oleh GerejaNYA, Roh Kudus turut berkarya dalam GerejaNYA sehingga setiap orang yang tetap tekun berjuang dan setia mengimani Ajaran Allah dalam GerejaNYA sampai pada kesudahannya akan dijamin keselamatannya oleh Allah sendiri sebagaimana kesaksian hidup para martir dan para Kudus Allah yang rela menyerahkan hidupnya demi membela dan mempertahankan iman Katholik yang mereka yakini itu.
Sebagai anggota dari kawanan domba yang tergabung dalam GerejaNYA, kita yang telah dibaptis dengan menggunakan Nama Tri Tunggal Maha Kudus, selanjutnya masing – masing memikul beban salib untuk menjalankan tugas pewartaan kita sesuai bidang kehidupan kita masing – masing dengan meneladan relasi cinta sejati Allah Tri Tunggal Yang Maha Kudus.
Akhirnya, semoga perayaan Allah Tri Tunggal Maha Kudus dalam GerejaNYA semakin mendekatkan diri kita masing – masing pada keakraban yang lebih mendalam dan intim lagi dengan Ketiga Pribadi dalam Satu Hakekat yaitu : Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar