Pemilu Legislatif baru saja berlalu dan kini masing - masing parpol yang masuk ke dalam 10 (sepuluh) besar pemenang Pileg (Pemilu Legislatif) masing - masing sudah menjajaki berbagai kemungkinan berkoalisi satu dengan lainnya.
Yang sangat menarik untuk disimak dan diperhatikan adalah adanya fakta bahwa "dalam berpolitik, tidak ada kawan abadi atau lawan abadi, tetapi hanya ada kepentingan abadi." Ini setidaknya muncul dalam beberapa Pemilu yang sudah berlangsung sejak tumbangnya Orde Baru dan munculnya Orde Reformasi. Dalam Pemilu 2009 ini pun, fenomena itu kembali muncul ke permukaan.
Contohnya, tekad SBY untuk menjadi Capres dari Partai Demokrat didukung oleh Amien Rais, salah seorang deklarator PAN alias Partai Amanat Nasional. Padahal, sebelumnya Amien Rais dikenal sangat getol mengkritik berbagai kebijakan Pemerintahan SBY. Atau, lihat saja Surya Dharma Ali, pimpinan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang sebelumnya gencar diberitakan akan menjalin koalisi erat dengan PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri, eh ternyata di kemudian hari malah merapat ke Partai Demokrat pimpinan SBY.
Adanya berbagai kemungkinan koalisi beberapa Parpol yang berplatform nasionalis di satu sisi dan beberapa Parpol berplatform religius semakin menguatkan pameo di atas. Sudah barang tentu, sebagian besar masyarakat Indonesia yang nantinya akan menjadi konstituen dalam Pilpres 2009 sangat diharapkan mengamati dengan jeli profil, visi, misi dan track record (rekam jejak) dari para Capres - Cawapres yang akan bertarung dalam Pilpres 2009 nanti.
Jika Anda sekalian sudah mengantongi bakal Capres - Cawapres yang akan Anda pilih nanti, tentunya sungguh baik. Tetapi, akan lebih baik lagi jika kita memutuskan siapa Capres - Cawapres yang akan kita pilih nanti setelah mendapat kepastian dari KPU Pusat melalui Pengumuman Capres - Cawapres 2009 yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Bagaimana? Sudah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar