Powered By Blogger

Kamis, 30 April 2009

Pengalaman Berharga dari Apel Pagi

Oleh : Andi Sardono
Yang namanya Apel Pagi, kalau dilaksanakan dengan sungguh - sungguh, dapat membawa manfaat, setidaknya badan jadi berkeringat. Itu yang saya alami hampir setiap hari (dari hari Senin hingga Kamis) di kantor saya. Jadi, walaupun sudah capek - capek berangkat pagi dari rumah lengkap dengan olesan deodorant di ketiak, tapi kalau sudah selesai mengikuti Apel Pagi, tetap saja bau khas badan kembali menyergap tubuh kalau kita memang berbakat untuk menghasilkan BB alias Bau Badan.
Nah, dalam Apel Pagi itu, selain hal - hal yang sudah pernah saya tulis sebelumnya, berikut ada hal menarik lainnya sehubungan dengan rutinitas Apel Pagi di kantor saya.
Beberapa bulan yang lalu, kantor kami kedatangan personel baru, pindahan dari sebuah lembaga diklat milik instansi pemerintahan yang diperbantukan di kantor kami sebagai tenaga widyaiswara. Orangnya sangat pintar, bahkan belakangan diketahui bahwa beliau adalah seorang penulis buku di lingkungan kerjanya yang lama.
Penampilannya cukup keren, bahkan boleh dibilang perlente. Tapi, kalau yang namanya sedang mendapat giliran untuk mengambil Apel Pagi, maka hal - hal yang akan segera dikatakannya adalah tentang (maaf) isi kepalanya yang terbilang sangat cerdas. Mulai dari proses pembelajaran menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab, bagaimana mengelola waktu dengan baik dan lain sebagainya. Pendek kata, materi yang biasanya dibawakan di dalam kelas dibawakannya lengkap dari A sampai Z. Bahkan, saking asyiknya, terkadang materi yang disampaikannya selalu berulang - ulang dan berputar - putar mirip gangsing yang dimainkan oleh anak - anak jaman dulu.
Saya dan beberapa teman lainnya sebenarnya tidak mempermasalahkan materi yang dibawakannya itu, tapi yang menjadi masalah adalah terkadang bahasa yang muncul adalah bahasa awang - awang khas pikirannya sendiri tanpa melihat audiensi maupun situasi dan kondisi saat itu. Kebayang 'kan, bagaimana kami harus berdiri membelakangi sinar matahari pagi yang lumayan menyengat sementara beliau asyik berbicara tanpa tahu arah dan tujuan yang ingin dikatakannya. Padahal, kalau dipikir - pikir, posisi berdiri beliau yang menghadap matahari tentunya lebih terasa menyengat dibandingkan kami yang berdiri membelakangi matahari.
Yang menarik lagi, kegelisahan kami (para peserta Apel Pagi) ternyata juga dirasakan sama oleh para pejabat di kantor kami yang sama - sama mengikuti Apel Pagi itu. Kadang, ada yang menekuk - nekuk telapak kakinya agar tidak kepanasan atau kaku karena berdiri terlalu lama. Beberapa di antaranya ada yang asyik berbicara sekedar mengusir kejenuhan atas materi Apel Pagi yang dibawakan oleh sang widyaiswara tersebut.

Suasana Apel Pagi seperti itu tentu saja mengundang banyak tanggapan dari rekan - rekan saya, di antaranya muncul usulan agar materi Apel Pagi yang dibawakan oleh sang widyaiswara itu dituangkan dalam bentuk tulisan dan dibagi - bagikan secara gratis kepada para peserta Apel Pagi begitu kembali ke ruang kerja masing - masing.
Dari situasi pengalaman Apel Pagi seperti itu, setidaknya saya dan rekan - rekan yang lainnya mendapat pelajaran berharga, yaitu bahwa kepintaran atau kepandaian yang kita miliki tidak akan ada gunanya jika kita tidak dapat menempatkan posisi dan keberadaan kita sebagaimana mestinya sesuai situasi dan kondisi di mana kita berada.

Rabu, 29 April 2009

Facebook yang Semakin Mendunia

Oleh : Andi Sardono
Demam Facebook sudah merambah ke mana - mana, tak terkscuali merambah mulai dari ruangan kecil mungil seperti misalnya kamar kost yang dipasangi hot spot hingga ke ruangan kerja para eksekutif perusahaan swasta ternama. Kehadirannya pun boleh dibilang sangat cepat, bahkan mengungguli para pesaing utamanya seperti Friendster, Yahoo Messenger, dan portal - portal sejenisnya.

Ibarat pedang bermata dua, kehadiran Facebook di satu sisi dapat mendatangkan manfaat tapi di sisi lain dapat pula mendatangkan kerugian, terutama jika penggunaan jejaring Facebook dilakukan di sela - sela waktu pekerjaan di kantor yang tentunya menuntut kinerja maksimal dari para pegawai di suatu kantor.

Sudah banyak terjadi kasus di mana pimpinan suatu kantor menegur para karyawannya ketika dia memergoki para karyawannya bukannya bekerja malah asyik ber - Facebook ria. Bahkan, yang lebih parah lagi, ada seorang karyawan perusahaan swasta sampai rela berangkat kerja ke kantornya yang terletak di kawasan Mangga Dua lebih pagi (sekitar pukul 05.00 WIB) hanya untuk dapat membuka Facebook untuk berchatting ria atau berselancar di jaringan internet lainnya. Padahal, sebelum ada Facebook, dia biasa berangkat kerja pada pukul 06.00 WIB.

Apakah hanya itu dampaknya? Tidak juga, tapi masih lebih banyak lagi, di antaranya mulai dari kasus KDRT alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang menimpa seorang istri ketika suaminya mendapati sederet komentar yang masuk ke Hp dan komputer milik istrinya melalui jaringan Facebook dan YM.

Itu tadi adalah dampak bagi kehidupan orang dewasa. Sedangkan, lain pula yang dialami oleh kalangan remaja kita. Mereka lebih menyukai duduk di depan komputer yang telah dipasangi internet daripada harus bangkit berdiri untuk menemui keluarga sekedar bercengkrama melepas lelah sepulang bersekolah atau selepas beraktivitas di luar rumah.

Jika kita dapat mengambil manfaat dari kehadiran Facebook atau situs internet lainnya, maka sudah sepatutnya kita memberi apresiasi yang setinggi - tingginya terhadap kehadiran Facebook itu. Tapi, jika tidak dapat, maka sebaiknya kita melatih diri kita untuk bersikap bijaksana dalam memanfaatkan teknologi internet agar interaksi sosial kita dengan dunia sekitar kita tidak terkontaminasi oleh kehadiran teknologi internet itu (dalam hal ini, tentunya yang saya maksud adalah Facebook itu sendiri).
Dari sisi kebijakan Pemerintah, mungkin perlu kiranya dibuat suatu rambu atau aturan yang fleksibel dalam mengantisipasi dampak negatif kehadiran wabah Facebook itu. Kita bersyukur bahwa ada UU ITE yang diharapkan dapat digunakan dengan sebaik - baiknya oleh para pengambil kebijakan di negeri ini dan tidak disalahgunakan oleh segelintir orang untuk memasung kebebasan berpendapat di negeri kita.
Bagaimana dengan Anda? Sudah siapkah Anda dengan kehadiran Facebook ini?


Senin, 27 April 2009

Menjelang Pilpres 2009

Oleh : Andi Sardono

Pemilu Legislatif baru saja berlalu dan kini masing - masing parpol yang masuk ke dalam 10 (sepuluh) besar pemenang Pileg (Pemilu Legislatif) masing - masing sudah menjajaki berbagai kemungkinan berkoalisi satu dengan lainnya.
Yang sangat menarik untuk disimak dan diperhatikan adalah adanya fakta bahwa "dalam berpolitik, tidak ada kawan abadi atau lawan abadi, tetapi hanya ada kepentingan abadi." Ini setidaknya muncul dalam beberapa Pemilu yang sudah berlangsung sejak tumbangnya Orde Baru dan munculnya Orde Reformasi. Dalam Pemilu 2009 ini pun, fenomena itu kembali muncul ke permukaan.
Contohnya, tekad SBY untuk menjadi Capres dari Partai Demokrat didukung oleh Amien Rais, salah seorang deklarator PAN alias Partai Amanat Nasional. Padahal, sebelumnya Amien Rais dikenal sangat getol mengkritik berbagai kebijakan Pemerintahan SBY. Atau, lihat saja Surya Dharma Ali, pimpinan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang sebelumnya gencar diberitakan akan menjalin koalisi erat dengan PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri, eh ternyata di kemudian hari malah merapat ke Partai Demokrat pimpinan SBY.
Adanya berbagai kemungkinan koalisi beberapa Parpol yang berplatform nasionalis di satu sisi dan beberapa Parpol berplatform religius semakin menguatkan pameo di atas. Sudah barang tentu, sebagian besar masyarakat Indonesia yang nantinya akan menjadi konstituen dalam Pilpres 2009 sangat diharapkan mengamati dengan jeli profil, visi, misi dan track record (rekam jejak) dari para Capres - Cawapres yang akan bertarung dalam Pilpres 2009 nanti.
Jika Anda sekalian sudah mengantongi bakal Capres - Cawapres yang akan Anda pilih nanti, tentunya sungguh baik. Tetapi, akan lebih baik lagi jika kita memutuskan siapa Capres - Cawapres yang akan kita pilih nanti setelah mendapat kepastian dari KPU Pusat melalui Pengumuman Capres - Cawapres 2009 yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Bagaimana? Sudah?