Powered By Blogger

Kamis, 25 September 2008

Musim Liburan Lebaran Hampir Tiba

Oleh : Andi Sardono
Sebentar lagi (tanggal 29 September 2008) seluruh instansi Pemerintah dan Swasta di Indonesia memasuki masa liburan menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2008. Masa liburan kali ini dimulai dari tanggal 29 September 2008 dan berakhir pada tanggal 5 Oktober 2008, sehingga tanpa kecuali semua orang - orang kantoran (baik yang bekerja di kantor Pemerintahan maupun Swasta) harus sudah masuk kerja lagi pada tanggal 6 Oktober 2008 yang jatuh pada hari Senin.

Banyak hal yang harus kita perhatikan bersama mengantisipasi datangnya masa liburan yang relatif lama itu. Di antaranya adalah faktor keamanan tempat kerja, tempat tinggal dan keselamatan di perjalanan (2 hal yang disebut terakhir tentunya hanya berlaku bagi yang akan mudik).

Untuk keamanan tempat kerja kita, hal - hal yang harus kita perhatikan adalah :
  1. 1. Terkecuali peralatan yang berhubungan dengan sistem pengamanan gedung seperti kamera CCTV dan perangkat komputer yang terintegrasi dengannya, matikan semua peralatan kantor dari sambungan listrik, termasuk komputer, printer, mesin fotocopy, televisi, lampu ruangan, kulkas (bagi yang di kantornya ada kulkas), dan beberapa peralatan khusus yang mungkin hanya ada di beberapa kantor dan membutuhkan sambungan listrik. Ini diperlukan untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
  2. 2. Amankan semua berkas kantor dari serangan tikus dengan menyimpan berkas - berkas tersebut ke dalam lemari penyimpanan baja atau brankas. Kalau perlu, pasang jebakan tikus di beberapa sudut ruangan yang paling sering menjadi tempat lalu lalang tikus.
  3. 3. Berlakukan sistem penjagaan bergilir kepada petugas Satuan Pengamanan (Satpam) yang ada, terutama untuk memastikan apakah butir 1 dan 2 di atas sudah dijalankan atau belum oleh karyawan yang bertugas di ruangan masing - masing.
  4. 4. Koordinasikan tugas pengamanan gedung yang dijalankan oleh petugas Satpam kantor yang ada dengan patroli petugas kepolisian setempat yang biasanya selalu rutin datang memantau pengamanan gedung - gedung di tiap wilayah yang menjadi tanggung jawab polisi setempat.
Untuk keamanan tempat tinggal kita, perhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Pastikan tetangga terdekat Anda (yang Anda percayai tentunya) untuk selalu menyalakan lampu di rumah Anda pada malam hari dan mematikannya pada pagi hari. Komplotan pencuri selalu memperhatikan kondisi lampu rumah yang selalu gelap pada malam hari atau yang selalu menyala pada siang hari karena pasti penghuninya tidak ada.

2. Pastikan alarm di rumah Anda dalam keadaan aktif dan volume suaranya maksimal, terutama yang dipasang pada daun pintu maupun jendela rumah Anda. Ini untuk memudahkan tetangga dan petugas Satpam perumahan Anda mengetahui bila ada aksi pencurian menimpa rumah Anda.

3. Pastikan kondisi kabel semua peralatan listrik rumah Anda dalam keadaan terbungkus atau tidak terkelupas dan tidak tersambung ke stop kontak. Ini untuk mencegah dan menghindari terjadinya bahaya kebakaran.

4. Jika tidak bisa melakukan langkah pada butir 1 di atas, sebisa mungkin mintalah bantuan salah seorang kerabat Anda untuk menjaga rumah Anda sambil memperhatikan kebersihan dan perawatan tanaman rumah Anda. Selain untuk mencegah tanaman Anda layu, juga untuk mencegah komplotan pencuri memasuki rumah Anda.

Untuk keamanan bepergian menggunakan sarana angkutan umum, perhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Perhatikan barang - barang bawaan Anda selama di perjalanan. Jika Anda mengantuk, mintalah salah seorang anggota Anda untuk berjaga - jaga bergantian dengan Anda selama Anda tidur di perjalanan. Hal yang sama berlaku pula jika Anda ingin buang air ke kamar kecil yang biasanya tersedia di dalam sarana angkutan umum itu.

2. Jangan pernah membawa dan mengenakan perhiasan secara mencolok karena akan mengundang aksi kriminalitas menimpa Anda.

3. Selalu perhatikan situasi di sekitar Anda. Jangan pernah mau ditawari minuman atau makanan oleh orang tak dikenal yang tiba - tiba sok akrab ingin berkenalan dengan Anda. Juga, selalu bersikap waspada ketika ada orang yang ingin mengajak berbicara dengan Anda selama di perjalanan.

4. Perhatikan petunjuk yang ada dalam moda angkutan umum yang berhubungan dengan pintu keluar darurat, terutama untuk mengantisipasi kecelakaan yang sewaktu - waktu terjadi mengingat tingginya intensitas dan frekuensi lalu lintas moda angkutan umum di musim mudik Lebaran setiap tahunnya.

Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan di sini. Petunjuk lainnya bisa Anda dapatkan dengan selalu mengikuti petunjuk dan arahan dari para petugas di lapangan yang siap membantu Anda.
(Oleh : Andi Sardono, S.Si)





Senin, 22 September 2008

Aksi teror di Hotel JW Marriot, Pakistan

Oleh : Andi Sardono
Terkejut dan gemas. Itu yang saya rasakan ketika pada pagi hari ini (Senin, tanggal 22 September 2008) membaca judul berita utama Harian Kompas edisi Minggu tanggal 21 September 2008 kemarin yang berisi tentang peledakan bom di Hotel JW Marriot, Islamabad, Pakistan.

Tak tanggung - tanggung, peristiwa peledakan bom yang menggunakan truk itu menelan korban tewas sekitar 60 orang dan melukai sekitar 200 orang. Belakangan, diketahui bahwa di antara korban tewas ada seorang diplomat asing yang bertugas di negara itu, yaitu Dubes Cekoslowakia untuk Pakistan.

Ingatan saya langsung tertuju kembali pada peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriot di kawasan Kuningan, Jakarta, beberapa tahun lalu. Mungkinkah pelaku peledakan bom di Pakistan itu juga berasal dari kelompok yang sama, yaitu kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) atau kelompok yang berhubungan dengan JI?

Terlalu dini mungkin kalau kita langsung menunjuk hidung kelompok mana yang paling bertanggung jawab atas peledakan bom di Islamabad itu, tetapi yang sudah - sudah, biasanya dari hasil pengembangan penyelidikan aparat kepolisian di mana pun berada (entah itu aparat polisi di Indonesia yang menyelidiki serangkaian peristiwa bom di Indonesia atau aparat polisi di negara - negara lain yang diguncang peristiwa bom seperti itu), langsung dapat diketahui identitas kelompok mana yang dimaksud.

Yang sering menjadi masalah, ketika nanti diumumkan oleh aparat polisi setempat tentang identitas kelompok dimaksud, pasti akan ada reaksi (baik yang pro maupun yang kontra terhadap peledakan bom itu) untuk menyikapi pengumuman itu.

Yang pro teroris akan mengatakan bahwa dugaan polisi itu terlalu dini dan lalu mencoba mengalihkan perhatian khalayak umum akan derita dan amarah dari keluarga korban peledakan bom dengan mencoba berlagak sok tahu dan sok ilmiah (padahal, mereka pun hanya menduga - duga saja tanpa ada bukti yang dapat mereka jelaskan kepada khalayak umum) memaparkan analisisnya tentang teori konspirasi internasional (yang dimaksud oleh kelompok pro teroris adalah negara - negara Barat dengan pimpinan Amerika Serikat). Biasalah, ibarat film, judul filmnya lama tapi diputar - putar terus sampai bosan orang melihatnya.

Justru, apa yang dimaksud dengan dugaan polisi sebetulnya malah sudah didasarkan pada keterangan dan fakta yang terungkap di lapangan, berikut pengakuan secara jujur dari para tersangka teroris yang belakangan tertangkap oleh polisi.

Yang kontra teroris akan mengatakan dan mendesak aparat polisi dan pemerintah setempat untuk bekerja lebih giat dan lebih keras lagi mengungkap siapa - siapa yang berada dalam jaringan teroris itu seraya menyatakan bersimpati atas penderitaan yang dialami oleh korban maupun keluarga korban.

Terlepas dari kedua sikap di atas, memang sudah seharusnya kita membantu menciptakan lingkungan yang bebas dari teror. Di antaranya, selalu bersikap peduli dan waspada akan keberadaan orang yang tak dikenal atau tak diketahui identitasnya dengan jelas di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal kita.

Mudah - mudahan tidak ada lagi aksi teror serupa di belahan dunia lain.... Semoga.

Kamis, 18 September 2008

Jelang Pemilu 2009

Oleh : Andi Sardono

Tidak terasa, sebentar lagi, tahun 2009 bangsa Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi besar - besaran yaitu Pemilu 2009. Besar, dalam arti menelan biaya yang tidak sedikit alias triliunan rupiah.

Banyak janji yang pasti ditebar dan ditaburkan ke mana - mana oleh para Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu seperti janji menggratiskan biaya pendidikan, mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi, meningkatkan pendapatan negara dengan menggenjot beberapa sektor yang berpotensial dan diyakini dapat mendulang peningkatan pendapatan negara (sehingga, ujung - ujungnya diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan), dan lain sebagainya.

Masalahnya, pada Pemilu yang sudah - sudah, janji - janji seperti itu sudah terlalu banyak dilontarkan oleh para Parpol peserta Pemilu dan nyatanya, selepas Pemilu, banyak anggota Dewan yang telah terpilih malah lupa akan janji - janji politik yang pernah mereka lontarkan sebelumnya.

Dampak dari pengingkaran janji politik itu berimbas pada tingkat partisipasi kalangan masyarakat yang lebih memilih Golput alias Golongan Putih karena merasa dibodohi dan dibohongi belaka.

Banyak kalangan dari elite politik nasional yang menyayangkan keberadaan Golput yang persentasenya cukup tinggi itu.

Nah, daripada bisanya cuma sekedar menyayangkan dan mencemaskan thok, lebih baik para elite politik itu, baik yang duduk di kursi pemerintahan maupun yang ada di kursi parlemen, mbok yao mereka itu memperbaiki kinerja mereka dan mulai belajar merealisasikan janji - janji politik mereka ke depannya nanti.

Gimana? Setuju?