Powered By Blogger

Senin, 22 Desember 2008

Antisipasi Ancaman Terorisme

Oleh : Andi Sardono
Hari Minggu kemarin (tanggal 21 Desember 2008) di 5 wilayah Indonesia digelar secara serentak Latihan Gabungan TNI - Polri dalam rangka mengantisipasi ancaman terorisme yang belakangan menjadi semacam trend di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia.
Ke - 5 wilayah itu adalah Propinsi Kepulauan Riau, Propinsi DKI Jakarta, Propinsi Jawa Tengah, Propinsi D.I Yogyakarta, dan Propinsi Jawa Timur. Masing - masing wilayah melibatkan unsur jajaran Kodam dan Polda setempat, yang terdiri dari Densus 88 Anti Teror Polri, Den Jala Mangkara Marinir, Den Bravo Paskhas, Den Gultor 81 Kopassus, serta Tontaipur Kostrad.
Sebagai warga negara, kita sudah sepatutnya mendukung penuh gagasan dan ide dari para petinggi Polri dan TNI yang menggelar operasi tersebut.
Meski diakui banyak pihak masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan latihan gabungan kemarin, namun tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan terorisme di Indonesia sudah harus diwaspadai oleh kita semua.
Kita bisa lihat kasus serangan teroris di Hotel Taj Mahal, Mumbai, India dan beberapa titik lainnya di India yang dilakukan oleh para teroris dalam waktu bersamaan. Mereka tidak pernah terdeteksi sebelumnya oleh aparat keamanan India, namun ketika mereka sudah menunjukkan aksinya, barulah masyarakat India terhenyak.
Tampaknya, belajar dari kasus di India dan beberapa kasus serangan teroris lainnya di dunia (tak terkecuali di Indonesia), yang memegang peranan penting dalam upaya menangkal bahaya terorisme adalah intelijen dan partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi seputar keberadaan dan aktivitas mencurigakan dari sekelompok tertentu yang meresahkan.
Tingkatan dalam masyarakat yang dapat diandalkan untuk berdiri paling depan dalam mengantisipasi bahaya terorisme adalah lingkungan RT atau Rukun Tetangga.
Sudah saatnya, masing - masing Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia menggiatkan dan menghidupkan kembali sistem pelaporan kependudukan di tingkat RT, seperti menghidupkan kembali ketentuan wajib lapor bagi setiap orang atau tamu asing / tak dikenal yang berkunjung lebih dari 1 x 24 jam kepada pengurus RT/RW setempat.
Dalam pelaporan itu nanti, hendaknya setiap tamu yang dikenai wajib lapor dimintai fotokopi KTP atau fotokopi kartu identitas lainnya yang sah dan resmi (bukan KTP palsu atau tiruan) disertai KTP asli atau kartu identitas lainnya.
Tentunya, aturan itu tidak dimaksudkan untuk membatasi ruang gerak setiap warga negara Indonesia yang hendak beraktivitas di mana saja, tapi hanya dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyusupan atau infiltrasi dari sekelompok teroris ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Setuju....

Kamis, 04 Desember 2008

Berdinas ke Banjarmasin

Oleh : Andi Sardono
Setelah sibuk berkutat dengan pekerjaan rutin di kantor, akhirnya saya bersama 2 (dua) rekan kerja berkesempatan melaksanakan tugas perjalanan dinas ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan dalam rangka Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pus Gakkum Lakhar BNN ke instansi yang terkait dengan pelaksanaan upaya P4GN di Indonesia.
Perjalanan diawali dengan menumpang pesawat Garuda No. penerbangan 954 tujuan Jakarta - Banjarmasin yang berangkat dari Bandara Soekarno - Hatta, Jakarta pukul 13.45 WIB. Kemudian, kami tiba di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin pukul 16.25 WITA.
Setelah menunggu beberapa saat lamanya, akhirnya mobil penjemput dari BNP Kalsel yang disopiri oleh Fathur, staf BNP Kalsel dan diawaki oleh Pak Razak (staf BNP Kalsel juga) tiba di Bandara Syamsuddin Noor dan langsung membawa kami menuju ke Hotel Pesona yang telah dipesankan oleh tim pendahulu kami sebelumnya yang tiba lebih awal dari kami.
Di sana, di sela - sela kami melaksanakan tugas kedinasan, kami juga berkesempatan melihat - lihat dari dekat suasana Kota Banjarmasin di waktu pagi, siang, sore, dan malam (komplet ya...)
Makanan khasnya adalah ikan saluang (sejenis ikan teri tapi ini hidup di air sungai) goreng, ikan patin bakar, soto banjar, ikan saruang, ikan pepuyu, ikan tenggiri, telur penyu, dan banyak lagi yang lain.
Saya sendiri paling suka makan ikan saluang goreng, sampai - sampai saya membeli 2 (dua) bungkus untuk oleh - oleh di rumah.
Sampai saya tiba kembali di rumah, oleh - oleh ikan saluang dan kerupuk ikan tenggiri langsung diserbu oleh keluarga saya yang menanti kepulangan saya.
Bagi yang ingin mencoba mencicipi ikan saluang goreng, Anda hanya bisa mendapatkannya di Rumah Makan Chendrawasih yang beralamat di Jl. Pangeran Samudra No. 65 /24 RT. 06 Banjarmasin 70111 Kalimantan Selatan, Telp (0511) 4364230.
Selain di rumah makan itu, Anda tidak akan dapat menemukan ikan saluang goreng yang dijual. Aneh ya, tapi itulah kenyataannya. Semoga Anda sekalian dapat menyambangi restoran yang saya maksud itu..

Pengalaman Naik Taksi Prima Jasa

Oleh : Andi Sardono
Pengalaman ini sungguh - sungguh saya rasakan ketika beberapa waktu lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 8 Nopember 2008 saya dan istri bermaksud hendak mengunjungi rumah kami di Vila Gading Harapan, daerah Ujung Harapan, Babelan, Bekasi.

Karena barang bawaan kami banyak, maka kami berinisiatif ingin naik taksi saja dengan cara memberhentikan taksi yang mau mengantar kami ke rumah baru kami tersebut. Oya, kami berdua saat ini masih menumpang di rumah mertua saya di Perumahan Harapan Baru, Bekasi.

Akhirnya, saya pergi mencari taksi ke arah Pertigaan pintu masuk MetroFeed. Agak lama menunggu, akhirnya saya berhasil memberhentikan Taksi Prima Jasa yang dikemudikan oleh Kadirah dan saya (seperti biasa) menanyakan apakah bersedia mengantar kami ke Vila Gading Harapan. Sang sopir yang bernama Kadirah itu bersedia dengan syarat memakai tarif borongan tapi terserah saya. Karena saya pikir perjalanan ke Vila Gading Harapan lumayan jauh, akhirnya saya menyanggupi membayar tarif borongan sebesar Rp. 50.000,-.

Singkat kata, saya akhirnya diantar sang sopir untuk memasuki Harapan Baru untuk menjemput istri berikut barang bawaan kami yang lumayan banyak. Dalam perjalanan awal itu, saya perhatikan argometer taksi dihidupkan dan saya mulai bertanya kepada si sopir mengapa argometernya dihidupkan sementara kita sudah sepakat bahwa saya bersedia pakai tarif borongan.

Oleh si Kadirah dijawab, nanti argonya akan dimatikan. Kemudian, si Kadirah mulai rewel dengan menanyakan di mana alamat rumah yang saya tuju untuk mengambil barang dan menjemput istri. Sementara, argometernya tak kunjung dimatikan juga.

Saya jawab pula, pokoknya ikuti saja petunjuk saya. Sampai hampir tiba di depan rumah saya, si Kadirah malah mengatakan bahwa perjanjian borongannya dibatalkan saja karena dari argometernya menunjukkan bahwa tarifnya sudah Rp. 8.000,-, terkecuali jika saya bersedia menambahkan tarif sesuai argometer sampai keluar dari Harapan Baru dari harga borongan yang saya tawarkan. Pendek kata, saya dipaksa oleh si Kadirah membayar tarif argo plus tarif borongan.

Spontan saya katakan bahwa semula tidak ada perjanjian seperti itu dan saya minta saat itu juga agar saya diturunkan tepat di depan rumah mertua kami.

Saya sangat marah dan kecewa sekali dengan pelayanan Taksi Prima Jasa. Sejak saat itu, saya kapok menggunakan jasa Taksi Prima Jasa. Apalagi, bukan sekali atau dua kali saya menggunakan taksi Prima Jasa tapi selalu yang saya dapatkan adalah sikap kurang ramah dan cenderung mengomel kalau diminta mengantar kami. Mudah - mudahan ada pengelola Taksi Prima Jasa yang membaca tulisan saya ini dan mau membenahi sistem pelayanan mereka.

Huuh, capek deh....

Kamis, 25 September 2008

Musim Liburan Lebaran Hampir Tiba

Oleh : Andi Sardono
Sebentar lagi (tanggal 29 September 2008) seluruh instansi Pemerintah dan Swasta di Indonesia memasuki masa liburan menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2008. Masa liburan kali ini dimulai dari tanggal 29 September 2008 dan berakhir pada tanggal 5 Oktober 2008, sehingga tanpa kecuali semua orang - orang kantoran (baik yang bekerja di kantor Pemerintahan maupun Swasta) harus sudah masuk kerja lagi pada tanggal 6 Oktober 2008 yang jatuh pada hari Senin.

Banyak hal yang harus kita perhatikan bersama mengantisipasi datangnya masa liburan yang relatif lama itu. Di antaranya adalah faktor keamanan tempat kerja, tempat tinggal dan keselamatan di perjalanan (2 hal yang disebut terakhir tentunya hanya berlaku bagi yang akan mudik).

Untuk keamanan tempat kerja kita, hal - hal yang harus kita perhatikan adalah :
  1. 1. Terkecuali peralatan yang berhubungan dengan sistem pengamanan gedung seperti kamera CCTV dan perangkat komputer yang terintegrasi dengannya, matikan semua peralatan kantor dari sambungan listrik, termasuk komputer, printer, mesin fotocopy, televisi, lampu ruangan, kulkas (bagi yang di kantornya ada kulkas), dan beberapa peralatan khusus yang mungkin hanya ada di beberapa kantor dan membutuhkan sambungan listrik. Ini diperlukan untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
  2. 2. Amankan semua berkas kantor dari serangan tikus dengan menyimpan berkas - berkas tersebut ke dalam lemari penyimpanan baja atau brankas. Kalau perlu, pasang jebakan tikus di beberapa sudut ruangan yang paling sering menjadi tempat lalu lalang tikus.
  3. 3. Berlakukan sistem penjagaan bergilir kepada petugas Satuan Pengamanan (Satpam) yang ada, terutama untuk memastikan apakah butir 1 dan 2 di atas sudah dijalankan atau belum oleh karyawan yang bertugas di ruangan masing - masing.
  4. 4. Koordinasikan tugas pengamanan gedung yang dijalankan oleh petugas Satpam kantor yang ada dengan patroli petugas kepolisian setempat yang biasanya selalu rutin datang memantau pengamanan gedung - gedung di tiap wilayah yang menjadi tanggung jawab polisi setempat.
Untuk keamanan tempat tinggal kita, perhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Pastikan tetangga terdekat Anda (yang Anda percayai tentunya) untuk selalu menyalakan lampu di rumah Anda pada malam hari dan mematikannya pada pagi hari. Komplotan pencuri selalu memperhatikan kondisi lampu rumah yang selalu gelap pada malam hari atau yang selalu menyala pada siang hari karena pasti penghuninya tidak ada.

2. Pastikan alarm di rumah Anda dalam keadaan aktif dan volume suaranya maksimal, terutama yang dipasang pada daun pintu maupun jendela rumah Anda. Ini untuk memudahkan tetangga dan petugas Satpam perumahan Anda mengetahui bila ada aksi pencurian menimpa rumah Anda.

3. Pastikan kondisi kabel semua peralatan listrik rumah Anda dalam keadaan terbungkus atau tidak terkelupas dan tidak tersambung ke stop kontak. Ini untuk mencegah dan menghindari terjadinya bahaya kebakaran.

4. Jika tidak bisa melakukan langkah pada butir 1 di atas, sebisa mungkin mintalah bantuan salah seorang kerabat Anda untuk menjaga rumah Anda sambil memperhatikan kebersihan dan perawatan tanaman rumah Anda. Selain untuk mencegah tanaman Anda layu, juga untuk mencegah komplotan pencuri memasuki rumah Anda.

Untuk keamanan bepergian menggunakan sarana angkutan umum, perhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Perhatikan barang - barang bawaan Anda selama di perjalanan. Jika Anda mengantuk, mintalah salah seorang anggota Anda untuk berjaga - jaga bergantian dengan Anda selama Anda tidur di perjalanan. Hal yang sama berlaku pula jika Anda ingin buang air ke kamar kecil yang biasanya tersedia di dalam sarana angkutan umum itu.

2. Jangan pernah membawa dan mengenakan perhiasan secara mencolok karena akan mengundang aksi kriminalitas menimpa Anda.

3. Selalu perhatikan situasi di sekitar Anda. Jangan pernah mau ditawari minuman atau makanan oleh orang tak dikenal yang tiba - tiba sok akrab ingin berkenalan dengan Anda. Juga, selalu bersikap waspada ketika ada orang yang ingin mengajak berbicara dengan Anda selama di perjalanan.

4. Perhatikan petunjuk yang ada dalam moda angkutan umum yang berhubungan dengan pintu keluar darurat, terutama untuk mengantisipasi kecelakaan yang sewaktu - waktu terjadi mengingat tingginya intensitas dan frekuensi lalu lintas moda angkutan umum di musim mudik Lebaran setiap tahunnya.

Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan di sini. Petunjuk lainnya bisa Anda dapatkan dengan selalu mengikuti petunjuk dan arahan dari para petugas di lapangan yang siap membantu Anda.
(Oleh : Andi Sardono, S.Si)





Senin, 22 September 2008

Aksi teror di Hotel JW Marriot, Pakistan

Oleh : Andi Sardono
Terkejut dan gemas. Itu yang saya rasakan ketika pada pagi hari ini (Senin, tanggal 22 September 2008) membaca judul berita utama Harian Kompas edisi Minggu tanggal 21 September 2008 kemarin yang berisi tentang peledakan bom di Hotel JW Marriot, Islamabad, Pakistan.

Tak tanggung - tanggung, peristiwa peledakan bom yang menggunakan truk itu menelan korban tewas sekitar 60 orang dan melukai sekitar 200 orang. Belakangan, diketahui bahwa di antara korban tewas ada seorang diplomat asing yang bertugas di negara itu, yaitu Dubes Cekoslowakia untuk Pakistan.

Ingatan saya langsung tertuju kembali pada peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriot di kawasan Kuningan, Jakarta, beberapa tahun lalu. Mungkinkah pelaku peledakan bom di Pakistan itu juga berasal dari kelompok yang sama, yaitu kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) atau kelompok yang berhubungan dengan JI?

Terlalu dini mungkin kalau kita langsung menunjuk hidung kelompok mana yang paling bertanggung jawab atas peledakan bom di Islamabad itu, tetapi yang sudah - sudah, biasanya dari hasil pengembangan penyelidikan aparat kepolisian di mana pun berada (entah itu aparat polisi di Indonesia yang menyelidiki serangkaian peristiwa bom di Indonesia atau aparat polisi di negara - negara lain yang diguncang peristiwa bom seperti itu), langsung dapat diketahui identitas kelompok mana yang dimaksud.

Yang sering menjadi masalah, ketika nanti diumumkan oleh aparat polisi setempat tentang identitas kelompok dimaksud, pasti akan ada reaksi (baik yang pro maupun yang kontra terhadap peledakan bom itu) untuk menyikapi pengumuman itu.

Yang pro teroris akan mengatakan bahwa dugaan polisi itu terlalu dini dan lalu mencoba mengalihkan perhatian khalayak umum akan derita dan amarah dari keluarga korban peledakan bom dengan mencoba berlagak sok tahu dan sok ilmiah (padahal, mereka pun hanya menduga - duga saja tanpa ada bukti yang dapat mereka jelaskan kepada khalayak umum) memaparkan analisisnya tentang teori konspirasi internasional (yang dimaksud oleh kelompok pro teroris adalah negara - negara Barat dengan pimpinan Amerika Serikat). Biasalah, ibarat film, judul filmnya lama tapi diputar - putar terus sampai bosan orang melihatnya.

Justru, apa yang dimaksud dengan dugaan polisi sebetulnya malah sudah didasarkan pada keterangan dan fakta yang terungkap di lapangan, berikut pengakuan secara jujur dari para tersangka teroris yang belakangan tertangkap oleh polisi.

Yang kontra teroris akan mengatakan dan mendesak aparat polisi dan pemerintah setempat untuk bekerja lebih giat dan lebih keras lagi mengungkap siapa - siapa yang berada dalam jaringan teroris itu seraya menyatakan bersimpati atas penderitaan yang dialami oleh korban maupun keluarga korban.

Terlepas dari kedua sikap di atas, memang sudah seharusnya kita membantu menciptakan lingkungan yang bebas dari teror. Di antaranya, selalu bersikap peduli dan waspada akan keberadaan orang yang tak dikenal atau tak diketahui identitasnya dengan jelas di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal kita.

Mudah - mudahan tidak ada lagi aksi teror serupa di belahan dunia lain.... Semoga.

Kamis, 18 September 2008

Jelang Pemilu 2009

Oleh : Andi Sardono

Tidak terasa, sebentar lagi, tahun 2009 bangsa Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi besar - besaran yaitu Pemilu 2009. Besar, dalam arti menelan biaya yang tidak sedikit alias triliunan rupiah.

Banyak janji yang pasti ditebar dan ditaburkan ke mana - mana oleh para Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu seperti janji menggratiskan biaya pendidikan, mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi, meningkatkan pendapatan negara dengan menggenjot beberapa sektor yang berpotensial dan diyakini dapat mendulang peningkatan pendapatan negara (sehingga, ujung - ujungnya diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan), dan lain sebagainya.

Masalahnya, pada Pemilu yang sudah - sudah, janji - janji seperti itu sudah terlalu banyak dilontarkan oleh para Parpol peserta Pemilu dan nyatanya, selepas Pemilu, banyak anggota Dewan yang telah terpilih malah lupa akan janji - janji politik yang pernah mereka lontarkan sebelumnya.

Dampak dari pengingkaran janji politik itu berimbas pada tingkat partisipasi kalangan masyarakat yang lebih memilih Golput alias Golongan Putih karena merasa dibodohi dan dibohongi belaka.

Banyak kalangan dari elite politik nasional yang menyayangkan keberadaan Golput yang persentasenya cukup tinggi itu.

Nah, daripada bisanya cuma sekedar menyayangkan dan mencemaskan thok, lebih baik para elite politik itu, baik yang duduk di kursi pemerintahan maupun yang ada di kursi parlemen, mbok yao mereka itu memperbaiki kinerja mereka dan mulai belajar merealisasikan janji - janji politik mereka ke depannya nanti.

Gimana? Setuju?

Selasa, 10 Juni 2008

Prihatin Kekerasan Atas Nama Agama

Sungguh prihatin rasanya membaca berita akhir - akhir ini, terutama berkaitan dengan kekerasan yang selalu dilakukan oleh beberapa ormas tertentu yang mengatasnamakan Islam demi memperjuangkan ideologi mereka.

Sebagai contoh, sikap arogan dan anarkis yang ditunjukkan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan ormas sejenis lainnya yang sangat brutal dalam menjalankan aksinya. Bayangkan, hanya untuk menentang peredaran pornografi yang dimuat majalah Playboy beberapa waktu lalu, mereka sampai melakukan perusakan kantor redaksi majalah Playboy dengan brutalnya.

Yang masih hangat di kepala kita tentunya adalah bagaimana perlakuan mereka terhadap Ahmadiyah yang sampai membakar bangunan mesjid dan rumah jemaah Ahmadiyah padahal mereka (jemaah Ahmadiyah) sedang tidak menjalankan aktifitas sembahyang.

Puji Tuhan Yesus, Pemerintah Indonesia segera bersikap tegas dengan menyatakan perang terhadap setiap aksi kekerasan yang dilakukan FPI dan ormas - ormas tersebut. Tanpa bermaksud mengesampingkan substansi masalah yang mereka usung, hendaknya perilaku arogan dan anarkis yang mereka tunjukkan segera dihentikan karena tidak sesuai dengan makna baju kebesaran warna putih yang mereka kenakan. Ingat, warna putih berarti suci, suci dalam seluruh aspek kehidupan, suci dalam tutur kata, suci dalam perbuatan, suci dalam pikiran, suci dalam hati, terutama ketika kesucian mereka dihadapkan pada masalah yang menuntut mereka untuk dapat bersikap arif, bijaksana dan adil.

Semoga mereka mau membuka dirinya terhadap kesalahan dan kelemahan mereka yang membabi buta itu....

Kamis, 03 April 2008

Bersikap dalam menghadapi isu - isu SARA...

Akhir - akhir ini, saudara - saudara Muslim kita digemparkan oleh kemunculan film The Fitna yang dibuat oleh senator Parlemen Belanda, Geert Wilders.

Reaksi yang ditimbulkan oleh para Muslimin sangat keras, bahkan banyak yang menggunakan ayat - ayat Al-Quran untuk menghalalkan segala cara demi memancung kepala Geert Wilders.

Jelas, ulah Geert Wilders tidak dapat dibenarkan, sama seperti ulah beberapa penulis Eropa yang menerbitkan buku tentang isu seputar Paus yang sangat tidak benar. Tapi, tidak pernah ada sedikitpun umat Katholik yang bereaksi keras terhadap tulisan para penulis bidaat tersebut. Karena apa? Karena, Gereja Katolik sebagai penerus dan penjaga Tiang Ajaran ImanNYA selalu mengambil peran terdepan dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada umat Katolik tentang ajaran mana yang benar dan yang sesat menurut Ajaran GerejaNYA yang Satu, Kudus, Katolik & Apostolik.

Lantas, bagaimana seharusnya kaum Muslim bersikap? Daripada bersikap reaksioner yang malah memperkeruh situasi dan kondisi di mana kaum Muslim tinggal, lebih baik para pemimpin Muslim (atau tokoh Muslim yang disegani dan dihormati) mengambil peran dan posisi terdepan dalam memberikan pendidikan tentang penghayatan dan pemahaman Al-Quran kepada kaum Muslim sehingga mereka tahu bahwa yang dikisahkan dalam film The Fitna tidaklah benar menurut keyakinan mereka.

Dengan demikian, para Muslim setidaknya memiliki bekal dalam menjelaskan ketidakbenaran film The Fitna atau pun tulisan lainnya menurut keyakinan mereka.

Mudah - mudahan para Muslim dapat mengambil contoh keteladanan umat Katholik di Indonesia dan belahan dunia lainnya yang selalu bersikap sabar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Magisterium GerejaNYA untuk menentukan ajaran mana yang sesat atau benar menurut Ajaran GerejaNYA.

Semoga....