Powered By Blogger

Selasa, 30 Maret 2010

Perayaan Paskah dalam Tahun Imam (Oleh : Andi Sardono)

In nomine Patris et Filii et Spiritu Sancti. Amen

Jika kita perhatikan, kronologi Perayaan Paskah tahun 2010 ini terbilang istimewa karena dirayakan pada Tahun Imam yang didedikasikan oleh Gereja Katholik untuk menghormati martabat dan hakekat Sakramen Imamat. Terkait dengan hal itu, tidak ada salahnya jika kita melihat kembali makna perayaan mulai dari Perayaan Minggu Palma hingga Minggu Paskah dari sisi Tahun Imam yang masih berlangsung ini. Penarikan benang keterkaitan dalam tulisan ini murni dikembangkan dari penghayatan akan setiap peristiwa dan beberapa bacaan Injil yang disajikan dalam setiap perayaan selama Pekan Suci kemarin. Berikut ini adalah uraiannya :

1. Minggu Palma
Bacaan awal pada pemberkatan daun-daun palma diambil dari Lukas 19:28-40. Kita dapat membaca bahwa kedatangan Kristus Yesus ke Yerusalem untuk menggenapi peristiwa penganiayaan hingga penyaliban diri-Nya telah dimulai dengan penyambutan oleh segenap rakyat Israel akan kedatangan-Nya yang dianggap sebagai Raja yang kelak diharapkan oleh mereka akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Romawi dan mencapai kejayaan sebagai bangsa Israel seutuhnya sebagaimana pernah terjadi dalam era Perjanjian Lama. Dalam kerangka Tahun Imam sekarang ini, sangat diharapkan tentunya kita bersama Gereja-Nya melalui tangan dan teladan iman para Imam-Nya menyambut kedatangan Kristus Yesus sebagai Raja sekaligus menghayati makna pengorbanan Kristus yang mau datang ke Yerusalem untuk menyerahkan diri-Nya menjalani kisah sengsara hingga penyaliban-Nya kelak. Ambil bagian dalam martabat Rajani Kristus bisa kita mulai dengan berkorban bagi keselamatan jiwa sesama kita dan kemuliaan-Nya sehingga Kristus Yesus semakin dikenal oleh setiap orang sesuai Iman Katholik dari para Rasul-Nya. Hal ini sekaligus diingatkan oleh Gereja-Nya dari Bacaan Injil Minggu Palma yang diambil dari Lukas 23:1-49 yang memuat Kisah Sengsara Kristus hingga wafat-Nya di kayu salib.

2. Kamis Putih
Peristiwa pembasuhan kaki para Rasul oleh Kristus Yesus, penetapan Perjamuan Ekaristi, dan penghormatan akan Tubuh dan Darah Kristus menjadi sentra perhatian kita dalam Perayaan Kamis Putih itu. Ketiga peristiwa itu sekaligus mengingatkan kita kembali akan makna saling melayani dan merasakan Tubuh dan Darah Kristus yang telah mengalami transubstansiasi dalam setiap Perayaan Ekaristi yang kita ikuti. Sejalan dengan itu, Tahun Imam yang dipersembahkan oleh Gereja-Nya membawa kita sebagai kaum awam untuk mendukung penuh karya pelayanan para Imam untuk membawa semakin banyak jiwa mengalami persatuan utuh nan membahagiakan dengan Tubuh Mistik Kristus (ialah Gereja-Nya) dengan Santo Petrus sebagai batu karang-Nya yang teguh. Mengikuti setiap Perayaan Ekaristi dengan sikap kerendahhatian dan ketulusan sejati serta tidak menganggap remeh dan rendah saudara-saudara seiman yang tidak mengikuti kegiatan kelompok kita tentulah sangat bertentangan dengan semangat Kamis Putih itu.

3. Jumat Agung
Penghormatan akan Kayu Salib yang menjadi saksi bisu akan wafat Kristus Yesus dan serangkaian peristiwa sengsara dan penyaliban diri-Nya menjadi sentra perhatian kita sekalian dalam Perayaan Jumat Agung itu. Perjuangan Kristus Yesus sebagai Allah yang memanusia mendapat penekanan dalam perayaan yang mengharukan itu. Kaitannya dengan Tahun Imam ini, kita tentu ingat kembali akan perjuangan hidup dan tantangan kita masing-masing dalam mewartakan Iman Katholik kita terutama jika dihubungkan dengan pergaulan sosial kita dengan orang-orang yang tidak seiman dengan kita. Teladan hidup para Imam-Nya dalam membina relasi dengan orang-orang yang tidak seiman kiranya dapat memacu semangat kita untuk terus bersaksi sebagai umat-Nya di tengah toleransi kehidupan beragama yang sekarang sedang menjalani ujian berat di negeri tercinta ini.

4. Sabtu Malam Vigili Paskah
Pembaruan Janji Baptis menjadi sentra perhatian kita dalam Perayaan Malam Vigili Paskah itu. Sebagai pengikut Kristus, kita diingatkan kembali oleh Gereja-Nya untuk turut serta mendukung penuh dan mengemban misi karya penyelamatan Allah melalui teladan hidup para Rasul-Nya sebagai Imam perdana dalam Gereja-Nya. Potret nyata para Rasul-Nya kini nyata dalam para Imam Gereja-Nya yang tidak henti-hentinya memberi teladan kita akan Janji Baptis yang sudah semestinya kita laksanakan dalam hidup sehari-hari. Ini adalah konsekuensi logis dari pilihan kita untuk mengikuti Kristus dalam Gereja-Nya.

5. Minggu Paskah
Sukacita para murid-Nya mendapati kubur Yesus yang kosong menandakan bahwa Kristus telah bangkit. Jika kita melihat kembali sejarah awal Gereja-Nya, maka kita lihat bahwa sukacita tersebut tidak berhenti sampai di situ. Para murid-Nya kemudian melaksanakan tugas perutusan dari-Nya mewartakan dan menabur benih Iman Katholik ke seluruh penjuru dunia. Mereka menghayati dengan sungguh martabat Imamat yang mereka peroleh dari Yesus. Sebagai kaum awam, kita pun turut mengemban tanggung jawab yang sama walau kita tidak memiliki martabat Imamat yang sakramental seperti yang dimiliki oleh para Imam-Nya itu.

Singkat kata, melalui Perayaan Paskah kita diajak oleh Tuhan untuk mau memulai hidup baru lagi seturut teladan para Imam-Nya, bukan demi tujuan dan ambisi pribadi kita tapi demi kemuliaan Allah dalam Bahtera yang Satu dan Katholik menuju Pelabuhan terakhir yang telah dijanjikan-Nya untuk kita semua.

Tidak ada komentar: