Powered By Blogger

Rabu, 15 Juli 2009

Menghadapi Konsekuensi Penolakan dan Penganiayaan sebagaimana Teladan Hidup Kristus dan Para RasulNYA

Oleh : Andi Sardono
Dalam setiap usaha kita untuk mewartakan AjaranNYA dengan sungguh – sungguh, kita pasti pernah mengalami penolakan dari orang – orang yang kita jumpai, entah itu dari sahabat, teman, atau mungkin dari kaum kerabat sendiri. Umumnya, penolakan itu lebih disebabkan karena pola pikir yang sudah terlanjur tertanam dalam diri pribadi mereka.
Bacaan Injil hari Minggu tanggal 5 Juli 2009 yang dikutip dari Injil St. Markus 6 : 1 – 6 mengedepankan sebuah kisah penolakan yang dialami oleh Yesus Kristus ketika Dia mengawali karya perutusanNYA di tanah tempat kelahiranNYA sendiri.
Dia ditolak justru oleh orang – orang yang sedaerah denganNYA. Mereka tidak percaya akan pewartaan yang berasal dari Bapa dan memperoleh kepenuhanNYA dalam Diri PutraNYA, Yesus Kristus. Dalam benak mereka, sudah terlanjur tertanam pola pikir bahwa seorang anak tukang kayu tidak akan bisa menjadi pewarta Sabda Allah lengkap dengan mukjizat dan aneka karuniaNYA. Sungguh ironis penolakan yang dialamiNYA itu, sehingga Dia sendiri heran atas ketidakpercayaan mereka.
Rupanya, penolakan yang dialami oleh Yesus Kristus sebagai Kepala GerejaNYA, kelak juga dialami oleh para muridNYA di kemudian hari. Bahkan, mengikuti jejak Yesus Kristus yang wafat sebagai martir di atas kayu salib, beberapa dari mereka pun juga mengalami penganiayaan pada awal perkembangan GerejaNYA, sampai akhirnya wafat sebagai martir di tempat mereka berkarya menjalankan amanat Kristus Yesus. Ya, sepeninggal Kristus Yesus naik ke Surga dan setelah menerima karunia Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta, para RasulNYA (minus Yudas Iskariot) yang adalah Uskup – uskup Gereja Katholik yang pertama, kemudian melanjutkan karya pewartaan Kabar Gembira ke seluruh penjuru dunia.
Mereka dengan gagah berani membaptis sesuai amanat Kristus Yesus dalam Mat 28 : 19 – 20, mengarahkan dan memelihara GerejaNYA secara Satu, Kudus, Katholik, dan Apostolik (Katekismus Gereja Katholik No. 781 – 870). Walau mereka ditolak oleh kaum Yahudi, suku asal mereka, namun akhirnya hasil perjuangan mereka hingga tetes darah terakhir sebagai martir membuahkan benih – benih iman Katholik di tempat mereka berkarya. Menurut Tradisi Suci, banyak orang yang semula membenci mereka namun begitu melihat kegigihan mereka hingga wafat sebagai martir lantas berbalik kepada Allah dan memberi diri dibaptis dalam kesatuan utuh dengan GerejaNYA.
Berikut ini adalah nama – nama para Rasul Kristus sebagaimana dimaksud :
1. St. Petrus : berkarya di daerah seputar Yerusalem, Antiokhia, kemudian di Roma sebelum akhirnya wafat sebagai martir di Roma semasa kekaisaran Nero.
2. St. Andreas : berkarya di Yunani bagian Utara (Epirus dan Scythia) dan di Patras sebelum akhirnya wafat sebagai martir di Patras.
3. St. Yakobus bin Zebedeus : berkarya di daerah seputar Yerusalem dan wafat sebagai martir semasa pemerintahan Raja Herodes Agripa (Kis 12:1 – 2).
4. St. Yohanes Penginjil : berkarya di daerah Roma dan Efesus (Asia Kecil). Dia sempat diasingkan ke Pulau Patmos selama setahun atas perintah Kaisar Domitian setelah usaha pembunuhan terhadapnya yang dilakukan atas perintah sang Kaisar mengalami kegagalan.
5. St. Filipus : berkarya di daerah Phrygia sebelum akhirnya wafat sebagai martir di Hierapolis (Yunani) semasa Kaisar Domitian berkuasa.
6. St. Bartolomeus : berkarya di Etiopia, India, Persia, dan Armenia sebelum akhirnya wafat sebagai martir di Abanopolis (Tepi Barat Laut Kaspia).
7. St. Thomas Didimus : berkarya di Laut Kaspia, Parthian, Medes, Teluk Persia, dan India sebelum akhirnya wafat sebagai martir di Kota Madras, India (tempatnya sendiri bernama Carmine).
8. St. Matius : berkarya di Yudea, Etiopia, Persia, dan Parthia sebelum wafat sebagai martir.
9. St. Yudas Tadeus : berkarya di Yudea, Samaria, Idumea, Siria, Beirut, Edessa, Mesopotamia, Persia, dan Libya sebelum wafat sebagai martir di Persia.
10. St. Yakobus bin Alfeus : berkarya di Yerusalem sampai wafat sebagai martir di Yerusalem juga.
11. St. Simon : berkarya di berbagai tempat di Timur Tengah sampai wafat sebagai martir.
Selain pengalaman mereka, tentu masih banyak lagi pengalaman serupa, seperti penolakan, penganiayaan, dan pengasingan yang juga banyak dialami oleh para Kudus Allah lainnya dalam mewartakan Ajaran GerejaNYA.
Pesan yang hendak disampaikan dari pengalaman hidup para Rasul Kristus bagi kita yang sudah menerima Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma tentunya adalah agar di kala kita mengalami berbagai peristiwa pahit dalam mewartakan AjaranNYA, kita hendaknya tidak berputus asa, tetapi mampu tampil sebagai saksi akan Iman Kristiani sebagaimana diamanatkan oleh Para Rasul Kristus dan dirangkum dengan sangat tepat dalam Katekismus Gereja Katholik No. 1316, sebagai berikut :
“Krisma (Penguatan) menyempurnakan rahmat Pembaptisan. Itu adalah Sakramen yang memberi Roh Kudus, supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak – anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam perutusannya dan membantu kita supaya memberi kesaksian iman Kristen dengan perkataan dan perbuatan.”
Barangkali, kita tidak akan pernah wafat sebagai martir seperti perjalanan hidup para RasulNYA, tapi dengan menimba semangat dari para Kudus Allah yang rela wafat demi mewartakan AjaranNYA, setidaknya kita memiliki jaminan akan kehidupan kekal di Surga bagi setiap orang yang hidup dalam persatuan utuh dengan Kristus (1 Kor 15 : 20 – 22) sebagaimana tertulis dalam Katekismus Gereja Katholik No. 655 sebagai berikut :
“ Akhirnya kebangkitan Kristus - dan Kristus yang telah bangkit itu sendiri - adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita yang akan datang: "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung... Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikianlah semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1 Kor 15:20-22). Selama menantikan pemenuhan ini, Kristus yang telah bangkit hidup dalam hati umat beriman. Dalam Kristus yang telah bangkit, umat Kristen mengecap "karunia-karunia dunia yang akan datang" (Ibr 6:5) dan hidupnya dilindungi Kristus di dalam Allah Bdk. Kol 3:1-3., "supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor 5:15).”
Semoga...

Tidak ada komentar: